Home » » LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI DUKAS KOMPUTER

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI DUKAS KOMPUTER


LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI DUKAS KOMPUTER
SMK BAKTI PRAJA JEPARA

 
Description: logo smk jepara














Oleh :
KHOTIBUL UMAM


PROGRAM KEAHLIAN
 TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
( SMK )
BHAKTI PRAJA JEPARA
Jl. Pahlawan Resapombo Kec. Doko Kabupaten Blitar
Telp/Fax : (0342) 331676, kode pos 66186

LEMBAR PENGESAHAN


Laporan Praktik Kerja Industri ( PRAKERIN ) di Dukas Komputer Tahunan -  Jepara oleh Ananda :

Nama                          : Khotibul Umam
NIS                              : ….
Bidang keahlian         : Tehknik Komputer
Program Keahlian     : Tehknik Audio Video


Telah diperiksa dan di setujui pada :
            Hari                 :
            Tanggal          :                                  
Dan dapat diterima sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir Sekolah ( UAS ) dan Ujian Akhir Nasional ( UANAS ) di SMK BHAKTI PRAJA JEPARA TP. 2010/ 2011

Oleh :

Guru Pembimbing Tehknik                                       Guru Pembimbing Normatif


Heri Supriyanto, ST                                                    Wisti Widyastuti,S.Sos

Mengetahui ,

Kepala SMK Bhakti Praja Jepara                                                Ketua Program Keahlian


       H. Gunanto, S.Pd, ST, MM                                                           Karnoto, B.Sc

MOTTO DAN PERSEMBAHAN




A       MOTTO



والصبرين فى الباسا ء والضراء وحين البا س .اولئك الذين صدقوا واولئك هم المتقون 

 “ Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar ( imannya ), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa” .  ( Al-Baqarah : 177 )




B       PERSEMBAHAN

Karya Tulis ini penulis persembahkan Kepada:
1.       Bapak H. Gunanto, S.Pd, ST, MM selaku Kepala Sekolah SMK Bhakti Praja Jepara.
2.       Bapak Heri Supriyanto, ST  dan Ibu Wisti Widyastuti,S.Sos selaku pembimbing yang telah membantu proses Prakerin ini 
3.       Guru- guru yang mulia dan semua pihak yang telah membantu terselesaikanya Laporan ini
4.       Ayahanda dan Bunda tercinta sebagai bhakti dan tumpuan kasih sayang
5.       Rekan-rekanita teman seperjuangan tercinta






KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan  Praktik Kerja Industri yang bertempat di Dukas Komputer Tahunan Jepara selama 4 bulan dengan baik dan lancar. Dengan adanya Praktek Kerja Industri ini, kami dapat menambah wawasan dan pengalaman, serta dapat mempraktekkan ilmu yang telah Bapak/Ibu guru di sekolah sebagai penunjang selama mengikuti PRAKERIN. Dengan diadakannya prakerin ini siswa tidak canggung dalam menghadapi dunia usaha yang sesungguhnya. Laporan ini merupakan bukti tertulis bahwa kami telah melaksanakan kegiatan prakerin di tempat ini. Kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing dan memberikan dukungan kepada kami dalam pelaksanaan praktik kerja industri. Dengan terselesainya laporan ini, kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Bapak H. Gunanto, S.Pd, ST, MM selaku Kepala Sekolah di SMK Bhakti Praja  Jepara
2. Bapak Drs. Darmono, M.Si selaku pimpinan industri
3. Bapak Suwaskito Wibowo, S.E. selaku penanggung jawab Prakerin
4. Nining Nugrahini, S.E selaku pembimbing Industri dilapangan
5. Bapak M. Ilyas selaku pembimbing Industri dilapangan
6. Bapak Andhi Miftakhudi, S.Kom selaku ketua program keahlian
7. Suluruh pengajar prakerin yang telah mengajar dan membimbing kami.
8. Seluruh karyawan Perpustakaan Universitan Negeri Malang yang telah banyak
    membantu dalam pelaksanaan praktik kerja industri.
10. Bapak/Ibu guru kami yang telah memberi semangat dan dorongan, Keluarga dan Saudara-saudara kami, serta juga semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Adapun kelebihan dan kekurangan dari laporan ini kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan. Kami berharap laporan prakerin ini akan memberi manfaat bagi pembaca dan pengalaman bagi penulis.
Jepara, 27 Juni 2012

                                                                                                    Penulis
                                                                                     
DAFTAR ISI

Lembar Judul ..…………………………………………………………………………………………………..... i
Lembar Pengesahan  ………………………………………………………………………………………...... ii
Moto dan Persembahan....……………………………………………………………………… ………….. iii
Kata Pengantar … ……………………………………………..………………………………………………… iv
Daftar Isi  ……..……………..…………………………………………………………………………………….… v

BAB I  PENDAHULUAN
1.1    Latar balakang Praktik Kerja Industri ……………………………………………………………….1
1.2    Dasar-dasar Pelaksanaan Prakerin…………..…………………………………………………….… 1
1.3    Ruang Lingkup Prakerin…………..………………………………………………………………...….… 2
1.4    Tujuan Praktik Kerja Industri …………..………………………………..………………………….… 3

BAB II   PElAKSANAAN PRAKERIN
2.1 Waktu ………………………………………..……………………………………..………………………….… .4
2.2 Tempat  ……………………………………..………………………………..………………………….…….… 4

BAB III   PEMBAHASAN ISI
3.1 Mengenal Perangkat Keras Komputer……………………………………………………………...10
3.2 Teknik Dasar Merakit Komputer.…………………………...……………………………………… ..13
3.3 Gangguan dan Kerusakan Hardware……………………………..………………………….…….. 23
3.4 Televisi Digital…………….………………………………………………..……………………….…….… 25

BAB IV  PENUTUP
4.1 Kesimpulan ……………………………..……………………………………………………………...…….. 40 4.2 Kritik Dan Saran ……………………………………………………….…………………………….………40


BAB I
PENDAHULUAN


Minyak bumi merupakan sumber energi utama dan sumber devisa negara. Namun demikian,cadangan minyak bumi yang dimiliki Indonesia jumlahnya terbatas Sementara itu, kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Oleh karenanya berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari bahan bakar alternatif yang memiliki sifat dapat diperbaharui (renewable) dan ramah lingkungan. Potensi energi yang terbarukan antara lain tenaga matahari, panas bumi, angin, tanaman penghasil minyak dan sebagainya.

Pemanfaatan energi yang bersumber dari tenaga matahari, angin dan arus laut masih mengalami kesulitan dalam hal penampungan (storage) khususnya untuk benda bergerak. Untuk itu munculah pemikiran penggunaan minyak dari bahan nabati. Bahan bakar nabati (BBN) bioethanol dan biodiesel merupakan dua kandidat kuat pengganti bensin dan solar yang selama ini digunakan sebagai bahan bakar mesin Otto dan diesel.

Pemerintah mencabut subsidi BBM dengan segala konsekuensinya telah mulai diwujudkan dengan mencari berbagai solusi tekno-sosio-ekonomi. Di antara berbagai solusi itu adalah pengembangan bahan bakar alternatif berbahan baku nabati atau bahan bakar nabati (biofuels). Pemerintah serius menggarap program ini secara menyeluruh. Hal itu ditunjukkan oleh terbitnya Peraturan Presiden No 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional dan Instruksi Presiden No 1/2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) bioethanol dan biodiesel merupakan dua kandidat kuat pengganti bensin dan solar yangselama ini digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan pengembangan dan implementasi dua macam bahan bakar tersebut, mesin diesel yang mengunakan bahan bakar minyak solar banyak digunakan sebagai pengerak mula atau pembangkit tenaga, mulai dari alat transportasi, alat pembangkit tenaga listrik hingga sebagai penggerak mula peralatan permesinan.
Dengan mulai diperkenalkannya biodiesel sebagai bahan bakar alternatif, maka penelitian tentang biodiesel pada mesin diesel mulai banyak dilakukan. Pemakaian biodiesel setelah diuji emisi gas buang menunjukkan adanya partikel hydrocarbon dan karbon monoksida yang lebih rendah (Kistanto, 2002; Jeong, et all, 2006).

A.     RUMUSAN MASALAH

ü  Apa yang ditimbulkan oleh bahan bakar biodiesel terhadap mesin diesel?

B.     TUJUAN PENELITIAN
ü  Dapat mengetahui  pengaruh temperatur bahan bakar biodiesel terhadap mesin diesel.



BAB II
PENGARUH
TEMPERATUR BIODIESEL MINYAK SAWIT
TERHADAP MESIN DIESEL


A.     BAHAN BAKAR BIODIESEL

Bangsa Indonesia umumnya adalah pengkonsumsi makanan yang menggunakan minyak goreng sebagai pengolah makanannya. Sisa penggorengan ini sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi sebagai bahan makanan ataupun sebagai bahan-bahan yang lain. Biasanya sisa penggorengan tersebut dibuang tanpa ada manfaatnya. Bahan yang terbuang ini berdampak buruk terhadap lingkungan apabila jumlahnya cukup besar. Melihat jumlah yang cukup besar maka minyak jenis ini akan dapat bernilai apabila diolah dan dipergunakan sebagai bahan bakar mesin diesel. Minyak goreng bekas biasanya dari tumbuhan dan tercampur dengan lemak binatang , karena merupakan sisa penggorengan. Minyak goreng di Indonesia biasanya diperoleh dari berbagai sumber seperti kelapa sawit (CPO, PKO), kelapa dan lainnya. Minyak goreng dari CPO mempunyai fraksi padat stearin yang jumlahnya hingga 50%, fraksi cair atau olein yang biasanya dijual sebagai minyak goreng dan mengandung sedikit asam lemak bebas. Stearin yang padat biasanya untuk margarin dan untuk kue . Minyak kelapa sawit mempunyai viskositas 43,1 cSt, setelah dijadikan metil ester (biodiesel) viskositasnya menjadi 8 - 6 cSt. Terjadi penurunan sekitar 82 – 86 %, dan mendekati batasan maksimal viskositas dari minyak solar dan minyak diesel, yaitu 5.8 – 6 cSt. Biodiesel ini dapat dicampur dengan minyak solar ataupun dengan minyak diesel (Hamid, yusuf, 2002).
Biodiesel dapat disintesis dari minyak jelantah kelapa sawit melalui dua tahapan reaksi yaitu reaksi esterifikasi dan transesterifikasi. Dari 200 mL minyak jelantah yang digunakan diperoleh biodiesel sebanyak 157 mL atau 78,5 %. Uji kualitas terhadap biodiesel hasil sintesis yang meliputi uji sifat fisika dan sifat kimia memenuhi standar DIN V 51606 (Suirta,2007). Minyak goreng bekas dapat dijadikan produk biodiesel dengan cara perengkahan menggunakan katalis zeolite. Analisa nilai kalor bahan bakar yang diperoleh menunjukkan nilai 37.46 MJ/ kg yang telah mencukupi spesifikasi minimum dari bahan bakar solar (Buchori, 2009). Bahan bakar biodiesel mempunyai potensi besar untuk diaplikasikan sebagai bahan bakar pengganti solar dan flash point dari biodiesel lebih rendah dari pada solar. Nilai  kalor bahan bakar biodiesel setara dengan solar (Darmanto, 2006). Biodiesel produksi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah diuji coba sejak tahun 2001 untuk mesin-mesin pertanian dan kendaraan transportasi. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) juga telah melaksanakan Seminar Internasional Biodiesel di Medan pada tahun 2001. Pada akhir tahun 2004 telah dilakukan road test Medan- Jakarta dengan menggunakan B-10 pada kendaraan truk dan mobil (PPKS, 2006).

B.     MOTOR DIESEL
Pembakaran pada motor diesel terjadi karena bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam selinder terbakar dengan sendirinya akibat tingginya suhu udara kompresi dalam ruang bakar. Sehingga tekanan dalam silinder akan naik dengan cepat dan akan mendorong piston bergerak dari titik mati atas ketitik mati bawah. Adapun siklus kerja motor diesel 4 langkah seperti terlihat pada Gambar 2.1, sedangkan diagram kerja katup seperti terlihat Gambar 2.2 dan skema mekanis katup seperti Gambar 2.3.







































Urutan langkah kerja motor diesel 4 langkah ditunjukkan seperti Gambar 2.4 sebagai berikut:
1). Langkah Hisap.
Piston (torak) bergerak dari TMA ke TMB, katup masuk membuka dan katup buang tertutup. Udara murni terhisap masuk ke dalam silinder diakibatkan oleh dua hal. Pertama, karena kevakuman ruang silinder akibat semakin memperbesar volume karena gerakan torak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB), dan kedua, karena katup masuk (hisap) yang terbuka. Gambar 2.2 (diagram kerja katup motor diesel 4 langkah), tanda panah putih melambangkan derajad pembukaan katup hisap. Katup hisap mulai membuka beberapa derajat sebelum torak (piston) mencapai TMA (dalam contoh: 10 o sebelum TMA) dan
menutup kembali beberapa derajad TMB (dalam contoh: 49 o setelah TMB)
2). Langkah Kompresi.
Poros engkol berputar, kedua katup tertutup rapat, piston (torak) bergerak dari TMB ke TMA. Udara murni yang terhisap ke dalam silinder saat langkah hisap, dikompresi hingga tekanan dan suhunya naik mencapai 35 atm dengan temperatur 500 o-800 oC (pada perbandingan kompresi 20 : 1). Gambar 2.2 menunjukkan katup hisap baru menutup kembali setelah beberapa derajad setelah TMB (dalam contoh : 49 o setelah TMB). Dengan kata lain, langkah kompresi efektif baru terjadi setelah katup masuk (hisap) benar-benar tertutup.


3). Langkah Usaha (pembakaran).
Poros engkol terus berputar, beberapa derajat sebelum torak mencapai TMA, injector (penyemprot bahan bakar) menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar (di atas torak / piston). Bahan bakar yang diinjeksikan dengan tekanan tinggi (150-300 atm) akan membentuk partikel-partikel kecil (kabut) yang akan menguap dan terbakar dengan cepat karena adanya temperatur ruang bakar yang tinggi (500-800oC). Pembakaran maksimal tidak terjadi langsung saat bahan bakar diinjeksikan, tetapi mengalami keterlambatan pembakaran (ignition delay). Dengan demikian meskipun saat injeksi terjadi sebelum TMA tetapi tekanan maksimum pembakaran tetap terjadi setelah TMA akibat adanya keterlambatan pembakaran (ignition delay). Proses pembakaran ini akan menghasilkan tekanan balik kepada piston (torak) sehingga piston akan terodorong ke bawah beberapa saat setelah mencapai TMA sehingga bergerak dari TMA ke TMB. Gaya akibat tekanan pembakaran yang mendorong piston ke bawah diteruskan oleh batang piston (torak) untuk memutar poros engkol. Porosengkol inilah yang berfungsi sebagai pengubah gerak naik turun torak menjadi gerak putar yang menghasilkan tenaga putar pada motor diesel.
4). Langkah Pembuangan
Katup buang terbuka dan piston bergerak dari TMB ke TMA. Karena adanya gaya kelembamam yang dimiliki oleh roda gaya (fly wheel) yang seporos dengan poros engkol, maka saat langkah usaha berakhir, poros engkol tetap berputar. Hal tersebut menyebabkan torak bergerak dari TMB ke TMA. Karena katup buang terbuka, maka gas sisa pini berak Prosesnya












                                                                      




























C.      VARIABEL

a.      Variabel Bebas ( yang mempengaruhi )

Sifat-sifat bahan bakar diesel yang mempengaruhi prestasi dari motor diesel yaitu Penguapan (volality), residu karbon, viskositas, belerang, abu dan endapan, titik nyala, titik tuang, sifat korosi, mutu nyala dan cetane number (Mathur, Sharma, 1980).
a. Penguapan (Volality).
Penguapan dari bahan bakar diesel diukur dengan 90% suhu penyulingan. Ini
adalah suhu dengan 90 % dari contoh minyak yang telah disuling, semakin rendah suhu ini maka semakin tinggi penguapannya.
b. Residu karbon.
Residu karbon adalah karbon yang tertinggal setelah penguapan dan pembakaran habis Bahan yang diuapkan dari minyak, diperbolehkan residu karbon maksimum 0,10 %.
c. Viskositas.
Viskositas minyak dinyatakan oleh jumlah detik yang digunakan oleh volume
tertentu dari minyak untuk mengalir melalui lubang dengan diameter kecil tertentu, semakin rendah jumlah detiknya berarti semakin rendah viskositasnya.
d. Belerang.
Belerang dalam bahan bakar terbakar bersama minyak dan menghasilkan gas
yang sangat korosif yang diembunkan oleh dinding-dinding silinder, terutama ketika mesin beroperasi dengan beban ringan dan suhu silinder menurun; kandungan belerang dalam bahan bakar tidak boleh melebihi 0,5 %-1,5 %.
e. Abu dan endapan dalam bahan bakar adalah sumber dari bahan mengeras yang mengakibatkan keausan mesin. Kandungan abu maksimal yang diijinkan adalah 0,01% dan endapan 0,05%.
f. Titik nyala.
Titik nyala merupakan suhu yang paling rendah yang harus dicapai dalam pemanasan minyak untuk menimbulkan uap terbakar sesaat ketika disinggungkan dengan suatu nyala api. Titik nyala minimum untuk bahan bakar diesel adalah 60 oC.
g. Titik Tuang
Titik tuang adalah suhu minyak mulai membeku/berhenti mengalir. Titik tuang minimum untuk bahan bakar diesel adalah -15 oC.
h. Sifat korosif.
Bahan bakar minyak tidak boleh mengandung bahan yang bersifat korosif dan tidak boleh mengandung asam basa.
i. Mutu penyalaan.
Nama ini menyatakan kemampuan bahan bakar untuk menyala ketika diinjeksikan ke dalam pengisian udara tekan dalam silinder mesin diesel. Suatu bahan bakar dengan mutu penyalaan yang baik akan siap menyala, dengan sedikit keterlambatan penyalaan bahan bakar dengan mutu penyalaan yang buruk akan menyala dengan sangat terlambat. Mutu penyalaan adalah salah satu sifat yang paling penting dari bahan bakar diesel untuk dipergunakan dalam mesin kecepatan tinggi. Mutu penyalaan bahan bakar tidak hanya menentukan mudahnya penyalaan dan penstarteran ketika mesin dalam keadaan dingin tetapi juga jenis pembakaran yang diperoleh dari bahan bakar. Bahan bakar dengan mutu penyalaan yang baik akan memberikan mutu operasi mesin yang lebih halus, tidak bising, terutama akan menonjol pada beban ringan.
j. Bilangan Cetana (Cetane Number).
Mutu penyalaan yang diukur dengan indeks yang disebut Cetana. Mesin dieselmemerlukan bilangan cetana sekitar 50. Bilangan cetana bahan bakar adalah 8 persen volume dari cetana dalam campuran cetana dan alpha-metyl naphthalene. Cetana mempunyai mutu penyalaaan yang sangat baik dan alpha-metyl naphthalene mempunyai mutu penyalaaan yang buruk. Bilangan cetana 48 berarti bahan bakar cetana dengan campuran yang terdiri atas 48% cetana dan 52% alpha- metyl naphthalene.

b.      Variabel Respon ( yang dipengaruhi )
Hasil pengujian emisi gas buang mesin Diesel berbahan bakar biodiesel menunjukan adanya partikel, hidrokarbon dan karbon monoksida yang lebih rendah pada saluran buang (Kristanto, Winaya, 2002). Viskositas bahan bakar nabati dapat diturunkan dengan menaikan temperatur bahan bakar tersebut (Strong dkk, 2004). Adapun perbandingan antara biodiesel dan solar ditunjukan dalam Tabel 2.1 serta Spesifikasi Biodiesel Sesuai Standar ASTM D 6751 ditunjukan dalam Tabel 2.2.















Berbagai permasalahan yang timbul pada penggunaan straight vegetable oil (SVO) dalam mesin diesel dan alternatif solusinya adalah dengan pemanasan bahan bakar sebelum memasuki sistem pompa injeksi bahan bakar. Cara ini merupakan satu solusi yang paling dominan untuk mengatasi permasalahan yang mungkin timbul pada penggunaan SVO secara langsung pada mesin diesel (Bozbas, 2005). Viskositas bahan bakar minyak nabati dapat diturunkan mengunakan pemanas dari gas buang, dan telah diuji coba dengan berbagai variasi campuran antara solar dan biodisel untuk bahan bakar mesin diesel putaran konstan. Dari pengujian menunjukan dengan menambah pemanas awal bahan bakar minyak nabati dapat menambah efisiensi termal mesin diesel (Kumar, 2009).


D.     HIPOTESIS
ü  Gas buang mesin Diesel berbahan bakar biodiesel menunjukan adanya partikel, hidrokarbon dan karbon monoksida yang lebih rendah pada saluran buang.

E.      PROSEDUR PENELITIAN
Sebelum penelitian dimulai maka kita perlu menyiapkan bahan dan alat yaitu :
meliputi minyak sawit, NaOH, dan metanol. Adapun pembuatan biodiesel diuraikan pada paragraf berikut ini. Biodiesel diproduksi dengan cara mencampurkan minyak sawit, NaOH dan metanol dalam lingkungan bertemperatur 55oC dengan perbandingan 1 liter minyak sawit, 200 ml metanol, dan 3,5 gram NaOH (Hamid, 2002). Alur proses pembuatan biodiesel seperti terlihat pada Gambar 3.1.












Proses pembuatan biodiesel diawali dengan pelarutan NaOH kedalam methanol menjadi sodium metoksid. Larutan tersebut dimasukan kedalam reaktor dan dicampur dengan minyak sawit. Di dalam reaktor, campuran sodium metoksid dengan minyak sawit dipanaskan pada temperatur 55 oC dan diaduk selama 15-20 menit. Kemudian campuran dituang kedalam suatu wadah serta didiamkan (settling) selama minimum 12 jam. Setelah mencapai waktu settling, campuran tersebut membentuk tiga lapisan yaitu lapisan atas dengan warna kuning jernih adalah biodiesel, lapisan tengah berwarna putih adalah sabun dan sisa metanol, dan lapisan bawah yang berwarna coklat adalah gliserin. Ketiga lapisan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2. Biodiesel dipisahkan dari campuran dengan cara dituang tanpa menyertakan lapisan tengah dan bawah. Untuk memenuhi syarat sebagai bahan bakar mesin diesel, sifat-sifat biodiesel diuji. Standar sifat-sifat biodiesel dan pengujiannya ditetapkan dengan ASTM D6751.









Sifat-sifat biodiesel yang diuji antara lain:
a. Densitas (massa jenis) dalam g/cm3
b. Viskositas kinematik dalam mm2/sec
c. Kandungan energi atau kalor pembakaran dalam cal/g
Peralatan yang digunakan untuk menguji atau mengukur densitas dan viskositas kinematik adalah hidrometer dan viskometer. Pengujian densitas dan viskositas kinematik, yang merupakan bagian dari penelitian ini, akan diuraikan pada paragraph berikutnya.
“ Pengujian kalor pembakaran yang terkandung dalam biodiesel dilakukan dengan bom kalori meter. Kalor pembakaran diukur dengan cara menghitung perubahan panas sensibel pada air yang berada di dalam reaktor bom kalori meter. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali kemudian ketiga harga tersebut dirata-rata untuk digunakan sebagai data pengujian”.

Persiapan pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi mesin yang digunakan sebagai alat uji. Persiapan tersebut meliputi pemeriksaan komponenkomponen mesin diesel seperti minyak pelumas, saringan minyak pelumas, saringan bahan bakar, tangki air pendingin mesin, dan tangki air.


BAB III
KESIMPULAN

Setelah dilakukan penelitian dengan mengunakan mesin diesel Dong feng 1 silinder directinjection putaran konstan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.      Kenaikan temperatur solar menurunkan viskositasnya, pada temperatur 33oC, 40oC,50oC, 60oC dan70oC viskositasnya 2,646 Cps, 2,571 Cps, 2,319 Cps, 2,111 Cps, 2,048Cps. Sedangkan untuk biodiesel pada temperatur 33oC, 40oC, 50oC, 60oC, 70oC, 80oCdan 90oC viskositasnya 3,951 Cps, 3,581 Cps, 3,539 Cps, 3,355 Cps, 3,153 Cps,3,050Cps, 2,835 Cps.
2.      Bila temperatur biodiesel dan solar dinaikan akan menurunkan konsumsi bahan bakar mesin diesel, adapun temperatur pemanasan tertinggi untuk biodiesel adalah 70°C dimana pada temperatur ini ada penurunan konsumsi sebesar 28 % pada beban 4,75 kW sampai beban 5,67 kW. Sedangkan untuk solar pada temperatur 60oC adapenurunan konsumsi mesin diesel sebesar 14 % pada beban 2,92 kW. Namun bilatemperatur kedua bahan bakar tersebut terus dinaikan maka konsumsinya akan meningkat lagi.
3.       Bila biodiesel dan solar dipanaskan akan menurunkan bsfc mesin diesel, adapun temperatur pemanasan tertinggi untuk biodiesel adalah 70°C dimana pada temperature ini ada penurunan bsfc sebesar 38 % pada beban 5,67 kW. Sedangkan untuk solar pada temperatur 60oC ada penurunan bsfc mesin diesel sebesar 14 % pada beban 2,92 kW. Namun bila temperatur kedua bahan bakar tersebut terus dinaikan maka bsfc akan meningkat lagi.
4.      Efisiensi termal mesin diesel akan meningkat bila biodiesel dipanaskan, adapun pemanasannya maksimum 70 oC dimana pada temperatur ini ada peningkatan efisiensi termal sebesar 25,3 % pada beban 5,21 HP sampai 6,46 HP. Sedangkan untuk solar pada temperatur 60oC ada peningkatan efisiensi termal mesin diesel sebesar 16 %Bpada beban 3,87 HP. Namun bila temperatur kedua bahan bakar tersebut terusB dinaikan maka efisiensi termalnya akan menurun lagi.
5.      Temperatur bahan bakar yang ideal untuk mesin diesel dong feng 1 silinder direct injection putaran konstan yang mengunakan biodiesel adalah 70 oC.N Dimana pada temperatur ini ada penurunan konsumsi bahan bakar sebesar 8 %, dan penurunan bsfc 28 % dan peningkatan efisiensi termis 25,3 %. Sedangkan bila mengunakan solar pada temperatur 60 oC, dimana pada temperatur ini ada penurunan konsumsi bahan bakar sebesar 14 %. Dan penurunan bsfc sebesar 14 % dan peningkatan efisiensi termal sebesar 16 %.
6.      Kenaikan temperatur bahan bakar biodiesel dan solar sama-sama mempenga ruhi konsumsi dan bsfc mesin diesel. Namun perubahan keduanya tidak sama, biodiesel pada temperatur 40oC, 50 oC, 60 oC, 70 oC, ada penurunan konsumsi terbesar 24 %, 28 %, 28 %, 28 %. Sedangkan solar 5 %, 8 %, 14 %, dan 13 %. Sedangkan bsfc-nya pada temperatur yang sama adalah sebagai berikut : untuk biodiesel ada penurunan sebesar 34 %, 36 %, 37 %, 38 %, dan untuk solar 5 %, 13 %, 14 %, dan 13 %.
































































Thanks for reading & sharing Mukholis

Previous
« Prev Post

0 comments:

Post a Comment