PERTANIAN JEPARA PUSO KARENA TAK ADA AIR
#MAYONG, Area pertanian di Desa Pelang, Kecamatan #Mayong, #Jepara saat ini dalam kondisi kekurangan air sehingga terancam puso. Kabar itu dirilis Ahmadun, koordinator Pengendali Hama Pertanian pada Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Jepara, kemarin. Kondisi tanah pertanian di desa tersebut sudah pecah-pecah.
"Area pertanian yang terancam puso karena kekeringan itu ada 25 hektare. Itu baru terancam. Jika selama setengah bulan ke depan sama sekali tak ada aliran air, bisa dipastikan tanaman padi akan puso atau rusak sehingga tidak bisa dipanen," ucap Ahmadun, kemarin. Dia mengemukakan, saat ini area pertanian yang terancam kekeringan hanya di Pelang.
Sebelumnya ada kabar di Desa Bugo, Kecamatan Welahan juga ada kemungkinan kekeringan lahan pertanian, tapi sudah hilang karena ada pasokan air dari Sungai Welahan.
Hama Tikus
"Untuk kondisi di Desa Pelang tersebut bisa seperti itu, karena aliran air untuk area pertanian itu bergantian dengan desa sekitarnya. Kalau pasokan tidak ada sampai setengah bulan ke depan bisa puso.
Jika Desa Bugo itu ada ancaman kekeringan juga, tapi karena aliran Sungai Welahan yang merupakan jalur dari #Kudus dan #Pati penuh sehingga kebutuhan air bisa tercukupi," urai Ahmadun. Dengan kondisi itu, Ahmadun menekankan, akan terus memantau perkembangan lahan pertanian di Desa Pelang. Dia berharap, ada pasokan air sehingga tidak sampai terjadi puso.
"Apabila terjadi kemungkinan terburuk biasanya dinas menyediakan bantuan benih bagi para petani yang tanamannya puso," ucap dia. Lebih lanjut, Ahmadun menyebutkan, petani di Jepara sudah mendapat imbauan agar menanam padi hanya dua kali atau dua masa tanam (MT). Sebab, kebanyakan lahan pertanian di Jepara tidak tersedia irigasi teknis. "Hanya di area Kecamatan Nalumsari yang irigasi teknis sehingga bisa tiga kali masa tanam dengan tenang," ujarnya.
Ditanya tentang kemungkinan serangan hama, Ahmadun menyatakan belum ada. Sebab, hampir semua area mayoritas sudah panen dan sedang melakukan pengolahan lahan. "Seperti di Nalumsari itu sudah panen. Jadi, ancaman belum ada. Untuk masa peralihan bisanya hama yang menyerang itu tikus. Kalau untuk wereng nanti saat dalam kondisi sangat lembap," bebernya.
"Terkait dengan hama tikus petani di Batukali, Kecamatan Kalinyamatan sudah mulai menerapkan predator alami burung hantu. Burung hantu yang digunakan jenis lokal," imbuh Ahmadun. (suaramerdeka)
#MAYONG, Area pertanian di Desa Pelang, Kecamatan #Mayong, #Jepara saat ini dalam kondisi kekurangan air sehingga terancam puso. Kabar itu dirilis Ahmadun, koordinator Pengendali Hama Pertanian pada Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Jepara, kemarin. Kondisi tanah pertanian di desa tersebut sudah pecah-pecah.
"Area pertanian yang terancam puso karena kekeringan itu ada 25 hektare. Itu baru terancam. Jika selama setengah bulan ke depan sama sekali tak ada aliran air, bisa dipastikan tanaman padi akan puso atau rusak sehingga tidak bisa dipanen," ucap Ahmadun, kemarin. Dia mengemukakan, saat ini area pertanian yang terancam kekeringan hanya di Pelang.
Sebelumnya ada kabar di Desa Bugo, Kecamatan Welahan juga ada kemungkinan kekeringan lahan pertanian, tapi sudah hilang karena ada pasokan air dari Sungai Welahan.
Hama Tikus
"Untuk kondisi di Desa Pelang tersebut bisa seperti itu, karena aliran air untuk area pertanian itu bergantian dengan desa sekitarnya. Kalau pasokan tidak ada sampai setengah bulan ke depan bisa puso.
Jika Desa Bugo itu ada ancaman kekeringan juga, tapi karena aliran Sungai Welahan yang merupakan jalur dari #Kudus dan #Pati penuh sehingga kebutuhan air bisa tercukupi," urai Ahmadun. Dengan kondisi itu, Ahmadun menekankan, akan terus memantau perkembangan lahan pertanian di Desa Pelang. Dia berharap, ada pasokan air sehingga tidak sampai terjadi puso.
"Apabila terjadi kemungkinan terburuk biasanya dinas menyediakan bantuan benih bagi para petani yang tanamannya puso," ucap dia. Lebih lanjut, Ahmadun menyebutkan, petani di Jepara sudah mendapat imbauan agar menanam padi hanya dua kali atau dua masa tanam (MT). Sebab, kebanyakan lahan pertanian di Jepara tidak tersedia irigasi teknis. "Hanya di area Kecamatan Nalumsari yang irigasi teknis sehingga bisa tiga kali masa tanam dengan tenang," ujarnya.
Ditanya tentang kemungkinan serangan hama, Ahmadun menyatakan belum ada. Sebab, hampir semua area mayoritas sudah panen dan sedang melakukan pengolahan lahan. "Seperti di Nalumsari itu sudah panen. Jadi, ancaman belum ada. Untuk masa peralihan bisanya hama yang menyerang itu tikus. Kalau untuk wereng nanti saat dalam kondisi sangat lembap," bebernya.
"Terkait dengan hama tikus petani di Batukali, Kecamatan Kalinyamatan sudah mulai menerapkan predator alami burung hantu. Burung hantu yang digunakan jenis lokal," imbuh Ahmadun. (suaramerdeka)
Thanks for reading & sharing Mukholis
0 comments:
Post a Comment