Jepara, Chols News. Di sampaikan
Chaeron Syarifudin, kepala Disparbud Jepara kemarin.Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan (Disparbud) Jepara melihat wisata bahari masih menjadi tulang
punggung perkembangan bisnis pariwisata di Bumi Kartini tahun ini.
Rincian Sektor wisata dari pendapatan di Pantai Kartini sebesar Rp 485
juta, Pantai Bandengan Rp 512 juta, dan Pulau Panjang Rp 11,5 juta. Sedangkan
di Pulau Karimunjawa ada wisma wisata yang ditarget memberikan pemasukan
sebesar Rp 30 juta dan kapal kaca sebesar Rp 11 juta.
Keberadaan Pantai Tirta Samudera Bandengan,
Pantai Kartini, Pantai Benteng Protugis Keling, dan Pulau Karimunjawa akan
dimaksimalkan untuk menarik wisatawan. Menurutnya, wisata bahari menempati
posisi pertama dalam menyumbang pendapatan Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Jepara. Setelah itu adalah wisata belanja berupa produk-produk mebel ukir,
monel, dan rotan Jepara. Terakhir berupa wisata religi di makam Sultan Hadirin
dan Ratu Kalinyamat.
Icon Pantai Kartini Jepara
"Sedangkan untuk di Pantai Kartini juga
masih ada potensi baru berupa Kura-kura Ocean Park (KOP) yang rencananya akan
dilaunching pada Februari nanti dengan target awal sebesar Rp 100 juta,"
Chaeron menjelaskan tidak terlalu besar Disinggung soal pendapatan di lokasi yang lain
Seperti di Museum Kartini, dipatok target sebesar Rp 5 juta.
"Sedangkan untuk retribusi kebersihan
sebesar Rp 9,5 juta. Kami akan berupaya maksimal agar pendapatan di berbagai
lokasi wisata yang ada bisa tercapai," terangnya.
Chaeron menjelaskan upaya tersebut harus ditopang
dengan kondisi alam yang baik. Ketika situasi seperti meletusnya Gunung Merapi,
lanjutnya masih terjadi tantangan untuk mencapai target akan semakin berat.
Butuh dukungan berkembangnya wisata Jepara juga perkembangan
ekonomi lokal. Ketika perekonomian semakin baik tentu kunjungan wisata juga
ikut terkena imbasnya, begitupula sebaliknya," tuturnya.
salah satu sudut pantai Bandengan Jepara
keberadaan pihak swasta yang membuat waterboom
apakah akan mengurangi pendapatan Disparbud, Chaeron menilai tidak karena sudah
ada perbedaan wilayah. Dia melihat kondisi wisata buatan dan alami tetap ada
perbedaan sehingga tidak berpengaruh banyak.
"Kalau yang waterboom ini kondisinya lebih
spesifik, berbeda dengan wisata bahari yang kami kelola. Karena itu, saya pikir
tidak ada masalah".
Thanks for reading & sharing Mukholis
MAS.. IJIN COPY GAMBAR KURAKURA..
ReplyDelete