Disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam
OLEH :
MUKHOLIS
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (INISNU)
JEPARA 2012 / 2013
PENDAHULUAN
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW
pada tahun 632 M, kepemimpinan Islam dipegang oleh para khalifah. Dibawah
kepemimpinan para khalifah, agama Islam mulai disebarkan lebih luas lagi.
Sampai abad ke-8 saja, pengaruh Islam telah menyebar ke seluruh Timur Tengah,
Afrika Utara, dan Spanyol. Kemudian pada masa dinasti Ummayah, pengaruh Islam
mulai berkembang hingga Nusantara.
Sejarah mencatat,
kepulauan-kepulauan Nusantara merupakan daerah yang terkenal sebagai penghasil
rempah-rempah terbesar di dunia. Hal tersebut membuat banyak pedagang dari
berbagai penjuru dunia datang ke Nusantara untuk membeli rempah-rempah yang
akan dijual kembali ke daerah asal mereka. Termasuk para pedagang dari Arab,
Persia, dan Gujarat. Selain berdagang, para pedagang muslim tersebut juga
berdakwah untuk mengenalkan agama Islam kepada penduduk lokal.
Masa kerajaan islam, merupakan salah
satu dari periodesasi perjalanan Sejarah Pendididkan Islam di Indonesia, sebab
sebagaimana lahirnya kerajaan Islam yang disertai dengan berbagai kebijakan
dari penguasanya saat itu, sangat mewarnai Sejarah Islam di Indonesia,
terlebih-lebih agama Islam juga pernah dijadikan sebagai agama resmi
negara/kerajaan pada saat itu. Karena
itulah, bila kita berbicara tentang perjalanan sejarah pendidikan Islam di
Indonesia, tentu saja kita tidak bisa mengenyampingkan bagaimana keadaan Islam
itu sendiri
pada masa kerajaan Islam.
PEMBAHASAN
A.
Masuknya Islam Ke Indonesia
1.
Teori-Teori
Masuknya Islam ke Indonesia.
Menurut beberapa sejarawan, agama
Islam baru masuk ke Indonesia pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh para
pedagang muslim. Meskipun begitu, belum diketahui secara pasti sejak kapan
Islam masuk ke Indonesia karena para ahli masih berbeda pendapat mengenai hal
tersebut. Setidaknya ada tiga teori yang mencoba menjelaskan tentang proses
masuknya Islam ke Indonesia yaitu teori Mekkah, teori Gujarat, dan teori
Persia.
a)
Teori
Gujarat, Teori yang dipelopori oleh Snouck Hurgronje ini menyatakan bahwa
agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh
para pedagang dari Kambay (Gujarat), India.
b)
Teori
Persia, Teori ini dipelopori oleh P.A Husein Hidayat. Teori Persia ini
menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh para pedagang dari Persia (sekarang
Iran) karena adanya beberapa kesamaan antara kebudayaan masyarakat Islam
Indonesia dengan Persia.
c)
Teori
Mekkah, Teori ini adalah teori baru yang muncul untuk menyanggah bahwa Islam
baru sampai di Indonesia pada abad ke-13 dan dibawa oleh orang Gujarat. Teori
ini mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Mekkah (arab)
sebagai pusat agama Islam sejak abad ke-7. Teori ini didasari oleh sebuah
berita dari Cina yang menyatakan bahwa pada abad ke-7 sudah terdapat sebuah
perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.
Sebuah batu nisan berhuruf Arab
milik seorang wanita muslim bernama Fatimah Binti Maemun yang ditemukan di
Sumatera Utara dan diperkirakan berasal dari abad ke-11 juga menjadi bukti
bahwa agama Islam sudah masuk ke Indonesia jauh sebelum abad ke-13.
2.
Proses
Masuknya Islam di Indonesia.
Proses masuknya islam ke Indonesia
dilakukan secara damai dengan cara menyesuaikan diri dengan adat istiadat
penduduk lokal yang telah lebih dulu ada. Ajaran-ajaran Islam yang mengajarkan
persamaan derajat, tidak membeda-bedakan si miskin dan si kaya, si kuat dan si lemah,
rakyat kecil dan penguasa, tidak adanya sistem kasta dan menganggap semua orang
sama kedudukannya dihadapan Allah telah membuat agama Islam perlahan-lahan
mulai memeluk agama Islam.
Proses masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai
dan dilakukan dengan cara- cara sebagai berikut :
a)
Melalui
Cara Perdagangan
Indonesia
dilalui oleh jalur perdagangan laut yang menghubungkan antara China dan daerah
lain di Asia. Letak Indonesia yang sangat strategis ini membuat lalu lintas
perdagangan di Indonesia sangat padat karena dilalui oleh para pedagang dari
seluruh dunia termasuk para pedagang muslim. Pada perkembangan selanjutnya,
para pedagang muslim ini banyak yang tinggal dan mendirikan perkampungan islam
di Nusantara. Para pedagang ini juga tak jarang mengundang para ulama dan
mubaligh dari negeri asal mereka ke nusantara. Para ulama dan mubaligh yang
datang atas undangan para pedagang inilah yang diduga memiliki salah satu peran
penting dalam upaya penyebaran Islam di Indonesia.
b)
Melalui Cara Perkawinan
Bagi
masyarakat pribumi, para pedagang muslim dianggap sebagai kelangan yang
terpandang. Hal ini menyebabkan banyak penguasa pribumi tertarik untuk
menikahkan anak gadis mereka dengan para pedagang ini. Sebelum menikah, sang
gadis akan menjadi muslim terlebih dahulu. Pernikahan secara muslim antara para
saudagar muslim dengan penguasa lokal ini semakin memperlancar penyebaran Islam
di Nusantara.
c)
Melalui Cara Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan setelah
masyarakat islam terbentuk. Pendidikan dilakukan di pesantren ataupun di pondok
yang dibimbing oleh guru agama, ulama, ataupun kyai. Para santri yang telah
lulus akan pulang ke kampung halamannya dan akan mendakwahkan Islam di kampung
masing-masing.
d)
Melalui Kesenian
Wayang
adalah salah satu sarana kesenian untuk menyebarkan islam kepada penduduk
lokal. Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh terpandang yang mementaskan
wayang untuk mengenalkan agama Islam. Cerita wayang yang dipentaskan biasanya
dipetik dari kisah Mahabrata atau Ramayana yang kemudian disisipi dengan
nilai-nilai Islam.
1. Peran
Kerajaan Indonesia dalam proses pendidikan Islam di Indonesia.
Salah
satu tujuan adanya pendidikan Islam adalah terbentuknya masyarakat muslim di
Indonesia. Terbentuknya masyarakat muslim disuatu daerah adalah melalui proses
yang panjang, yang dimulai dari terbentuknya pribadi muslim sebagai hasil dari
upaya para da’i.
Dengan
terbentuknya komunitas/ masyarakat muslim pada beberapa daerah di Indonesia
ini, mendorong untuk membentuk kerajaan Islam sebagai pusat kekuatan/ kekuaaan
politik didalam proses Islamisasi di Indonesia. Maka berdirilah kerajaan-kerajaan
Islam seperti Samudera Pasai dan Perlak di Aceh pulau Sumatera, Demak di pulau
Jawa, kerajaan Mataram, dan sebagainya. Dengan berdirinya kerajaan Islam di
Indonesia ini, maka fase perkembangan Islam berikutnya adalah fase perkembangan
Islam dan politik, yang artinya perkembangan Islam di Indonesia tidak bisa
dilepaskan dari perkembangan politik.
Tumbuhnya
kerajaan Islam sebagai pusat-pusat kekuasaan Islam di Indonesia ini jelas
sangat berpengaruh sekali dalam proses islamisasi/ pendidikan Islam di
Indonesia, yaitu sebagai suatu wadah/ lembaga yang dapat mempermudah penyebaran
Islam di Indonesia. Ketika kekuasaan politik Islam semakin kokoh dengan
munculnya kerajaan-kerajaan Islam, pendidikan semakin memperoleh perhatian,
karena kekuatan politik digabungkan dengan semangat para mubaligh (pengajar
agama pada saat itu) untuk mengajarkan Islam merupakan dua sayap kembar yang
mempercepat tersebarnya Islam ke berbagai wilayah di Indonesia.
2. Sistem
Pendidikan di zaman kerajaan-kerajaan di Indonesia
a. Kerajaan
Samudera Pasai
Dalam sebuah sejarah ada
yang menyatakan bahwa kerajaan Islam yang pertama di Indonesia adalah Samudera
Pasai, yang didirikan pada abad ke-10 M dengan raja pertamanya Malik Ibrahim
bin Mahdum. Pada tahun 1345, Ibnu Batutah dari Maroko sempat singgah di
kerajaan Samudera Pasai pada zaman pemerintahan Malik Az-Zahir pada abad ke-14
M untuk mengikuti pengajian yang diadakan oleh raja dalam sebuah halaqoh
setelah shalat Jum’at sampai waktu Ashar. Menurut Ibnu Batutah, Pasai pada abad
ke-14 M sudah merupakan pusat studi Islam di Asia Tenggara dan menjadi tempat
berkumpul ulama-ulama dari negara-negara lslam.
Seperti yang telah
dinyatakan oleh Ibnu Batutah, bahwa Sultan Malik Az-Zahir adalah orang yang
terkenal alim dalam ilmu agama juga cinta kepada para Ulama dan ilmu
pengetahuan, sehingga bila hari jum’at tiba, Sultan shalat di masjid dengan
menggunakan pakaian Ulama, setelah itu mengadakan diskusi dengan para Alim
pengetahuan agama, antara lain: Amir Abdullah dari Delhi, dan Tajudin dari
Ispahan untuk membahas masalah-masalah keagamaan dan keduniawian sekaligus.
Dengan demikian,
Samudera Pasai merupakan tempat studi Islam yang paling tua yang dilakukan oleh
sebuah kerajaan. Sementara itu, untuk luar kerajaan, diskusi ajaran Islam
diduga sudah dilakukan di koloni-koloni tempat pedagang Islam berdatangan di
pelabuhan-pelabuhan. Pada abad ke-14 M merupakan zaman kejayaan kerajaan
Samudera Pasai, sehingga pada waktu itu pendidikan juga tentu mendapat tempat/
perhatian tersendiri.
Dari keterangan diatas,
dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang berlaku di zaman kerajaan Samudera
Pasai, diantaranya:
ü Materi
pendidikan dan pengajaran agama bidang syari’at adalah fiqh Syafi’i.
ü Sistem
pendidikannya secara informal berupa majelis ta’lim dan halaqah (diskusi).
ü Tokoh
pemerintahan merangkap tokoh agama.
ü Biaya
pendidikan bersumber dari negara.
b. Kerajaan
Perlak.
Kerajaan Islam kedua di
Indonesia adalah Perlak di Aceh pulau Sumatera dengan raja pertamanya Sultan
Alaudin pada tahun 1161-1186 abad ke-12 M. Perlak merupakan daerah yang
terkenal sangat strategis di pantai selat Malaka dan bebas dari pengaruh hindu,
sehingga memudahkan perkembangan Islam dalam masyarakat Aceh.
Selain sebagai pusat
politik Islam, kerajaan Perlak juga giat melaksanakan pengajian dan pendidikan
Islam. Belum didapatkan data bagaimana pendidikan Islamdilangsungkan, namun
diduga besar kemungkinan sebagaimana yang telah berlaku di Samudera Pasai,
yaitu pendidikan Islam dilangsungkan di masjid istana bagi keluarga pembesar,
di masjid-masjid, dirumah-rumah, serta surau-surau bagi masyarakat umum. Materi
pembelajaran pendidikan Islam dibagi menjadi dua tingkatan: pertama yaitu
tingkat dasar yang terdiri atas pelajaran membaca, menulis, bahasa Arab,
pengajian Al-Qur’an, dan ibadah praktis. Kedua yaitu tingkat yang lebih tinggi
dengan materi-materi ilmu fiqh, tasawuf, ilmu kalam, dan lain sebagainya.
Sebagai peranannya dalam
pendidikan Islam, kerajaan Islam Perlak juga memiliki pusat pendidikan Islam
Dayah cot kala, yang didirikan oleh Ulama Pangeran Teungku chik M.Amin. Dayah
disamakan dengan perguruan tinggi, materi yang diajarkan yaitu bahasa Arab,
tauhid, taswuf, akhlaq, ilmu bumi, ilmu bahasa dan sastra Arab, sejarah dan
tata negara, mantiq, ilmu falaq dan filsafat.
Rajanya yang ke enam
bernama Sultan Mahdum Alaudin Muhammad Amin yang memerintah antara tahun
1243-1267 M, terkenal sebagai Sultan yang arif bijaksana lagi alim. Beliau
adalah seorang Ulama yang mendirikan perguruan tinggi Islam yaitu majelis
ta’lim tinggi dihadiri khusus oleh para murid-murid yang sudah alim. Lembaga
tersebut juga mengajarkan dan membacakan kitab-kitab agama yang berbobot
pengetahuan tinggi, misalnya kitab Al-Umm karangan Imam Syafi’i. Dengan
demikian, pada zaman kerajaan Perlak ini proses pendidikan Islam telah berjalan
cukup baik.
c. Kerajaan
Demak
Kerajaan Demak berdiri
kira-kira tahun 1478, hal itu didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang
diperintah oleh Prabu Kertabumi (Brawijaya V) dengan ditandai candrasengkala,
sirna ilang kertaning bumi (artinya tahun 1400 Saka atau 1478 Masehi). Para
wali kemudian sepakat untuk menobatkan Raden patah menjadi raja di kerajaan
Demak dengan gelar Senapati Jlimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin
Panatagama. Raden patah adalah putra brawijaya V dengan putrid dari Campa.
Setelah tahta ayahnya jatuh ketangan Girindra Wardhana dari Keling (Daha),
Demak pun terancam. Akibatnya terjadi peperangan antara Demak dan Majapahit
pimpinan Girindra Wardhana dan turunannya yang bernama Prabu Udara hingga tahun
1518. pada akhirnya kemenangan berada di pihak Demak dan tampil sebagai
Kerajaan Islam terbesar di Jawa. Dengan begitu penyiaran agama Islam makin
meluas, pendidikan dan pengajaran Islam pun bertambah maju.
Sistem pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran agama Islam di Demak mempunyai kemiripan dengan
pelaksanaannya di Aceh, yaitu dengan mendirikan masjid di tempat-tempat sentral
di suatu daerah. Disana diajarkan pendidikan agama dibawah pimpinan seorang
Badal untuk untuk menjadi guru, yang menjadi pusat pendidikan dan pengajaran
serta sumber agama Islam.
Pada dasarnya, memang
ada hubungan khusus yang terjalin antara kerajaan Demak dengan Walisongo,
dimana peran Walisongo dibidang dakwah sangatlah besar. Dalam hal ini Para
Sunan dan kyai melaksanakan pendidikan dan penyiaran agama Islam dengan
mengikuti sistem yang telah diajarkan oleh Nabi, yaitu dengan memberikan suri
tauladan yang baik dalam perangai dan perbuatan nyata. Selain itu, para Wali
menyiarkan agama dan memasukkan anasir-anasir pendidikan dan pengajaran Islam
dalam segala cabang kebudayaan nasional membuat agama Islam dapat mudah
diterima sehingga dapat tersebar keseluruh kepulauan Indonesia.
KESIMPULAN
Dari
keterangan yang terdapat dalam pembahasan, dapat diambil sebuah kesimpulan:
1. Masuknya Islam ke Indonesia.
a)
Teori
Gujarat, Teori yang dipelopori oleh Snouck Hurgronje ini menyatakan bahwa
agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh
para pedagang dari Kambay (Gujarat), India.
b)
Teori
Persia, Teori ini dipelopori oleh P.A Husein Hidayat. Teori Persia ini
menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh para pedagang dari Persia (sekarang
Iran) karena adanya beberapa kesamaan antara kebudayaan masyarakat Islam
Indonesia dengan Persia.
c)
Teori
Mekkah, Teori ini adalah teori baru yang muncul untuk menyanggah bahwa Islam
baru sampai di Indonesia pada abad ke-13 dan dibawa oleh orang Gujarat. Teori
ini mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Mekkah (arab)
sebagai pusat agama Islam sejak abad ke-7. Teori ini didasari oleh sebuah
berita dari Cina yang menyatakan bahwa pada abad ke-7 sudah terdapat sebuah
perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.
2.
Proses Masuknya Islam di Indonesia.
a.
Melalui
Cara Perdagangan
b.
Melalui
Cara Perkawinan
c.
Melalui
Cara Pendidikan
d.
Melalui
Kesenian
3.
Proses dan sistem pendidikan Islam pada masa
kerajaan Islam di Indonesia sudah berlangsung cukup baik. Terbukti dengan
adanya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sebagai pusat-pusat kekuasaan Islam
di Indonesia ini sangat berpengaruh bagi proses islamisasi di Indonesia sebagai
peranannya didalam penyiaran agama Islam, melalui para Ulama sebagai mubaligh/
pendidik dalam penyiaran agama Islam dan kerajaan Islam sebagai wadah kekuasaan
politik Islam, keduanya sangat berperan dalam mempercepat tersebarnya Islam ke
berbagai wilayah di Indonesia.
4. Selain
mengikuti sistem yang telah diajarkan oleh Nabi, maka sistem pelaksaan
pendidikan Islam yang berlaku pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
hampir sama, yaitu dengan mendirikan masjid sebagai pusat pendidikan, serta
mengadakan halaqoh majelis ta’lim untuk mendiskusikan ilmu-ilmu agama.
DAFTAR PUSTAKA
o Prof Dr HAMKA. Sejarah Umat Islam.
o H Zainal Abidin Ahmad. Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan
Umatnya sampai sekarang; Bulan Bintang, 1979.
- Mustafa Kamal, SS, Sejarah Islam di Indonesia". Dakwatuna.com.
- Putra Daulay, Haidar, SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA, Jakarta, Kencana, 2007, Cet I
- Sunanto, Musyrifah, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta, PT Raja Grafindo persada, 2005
Thanks for reading & sharing Mukholis
0 comments:
Post a Comment