SIARAN TV BERTEMA RELIGI, BISNIS/KESADARAN DIRI?
Oleh: Ahmad Saerozi, S.Ud.*
Tidak bisa dipungkiri,
setiap kali Ramadhan tiba, gelombang televisi ramai-ramai menayangkan program yang bertema religi,
mulai dari sinetron, musik dan lain-lain. Bahkan iklan yang sebelumnya
menggunakan jasa artis yang berpakaian mini kini hampir semuanya memakai
pakaian yang Islami. Suatu keniscayaan apabila mereka ingin menampilkan yang
terbaik di antara yang lain, terlebih dengan berkilah ingin menyemarakkan bulan
Ramadhan.
Apabila dicermati lebih dalam, ternyata perubahan yang ada dari sebelum dan
setelah Ramadhan bukan karena kesadaran diri murni. Terbukti saat Ramadhan
berlalu program yang asalnya menayangkan para wanita-wanita berjilbab seolah
hilang setelah Ramadhan, meski ada sebagian kecil yang masih menayangkannya.
Jadi kalau hal ini yang terjadi, Ramadhan hanya sebagai media untuk
mengeruk keuntungan berbisnis. Padahal
Ramadhan yang di dalamnya disyariatkan untuk puasa sebenarnya untuk menjadikan
seorang mukmin untuk bertakwa, sebagaimana disebutkan secara eksplisit dalam
al-Baqarah: 183. Ketakwaan tidak hanya saat bulan Ramadhan tapi selamanya
sampai terpisahnya ruh dengan jasad. Al-Ghazalipun sudah menjelaskan “Laa
khairun fii khairin laa yadum, bal syarrun laa yadum khairun min khairin laa
yadum” (kebaikan yang inkonsisten itu tidak baik, bahkan kejelekan yang
inkonsisten itu lebih baik daripada kebaikan yang inkonsisten). Dengan demikian
siaran tv dianggap baik apabila senantiasa mempertahankan kebiasaan yang dilakukan
saat puasa di lain puasa.
Kita sebagai penonton juga perlu mawas diri, jangan mudah terpengaruh dan
terdoktrin saat melihat program-program acara dari tv saat bulan Ramadhan, bisa
jadi itu hanya tujuan bisnis semata. Namun di satu sisi kita juga jangan suudhan
dengan semua ini karena suudhan saja sudah berdosa. Singkat kata,
bentengi diri dengan ilmu karena dengannya kita bisa bahagia di dunia dan di
akhirat.
*: Alumni Mahasiswa STAIN Kudus Jurusan
Ushuluddin Prodi Tafsir Hadis. Hp: 085741320143
*: Alumni Pondok Pesantren Majlis Ta’lim
Miftahul Huda Tegalsambi 2005
Thanks for reading & sharing Mukholis
0 comments:
Post a Comment